ES DAWET
Dawet Ayu adalah minuman khas dari Kabupaten Banjarnegara. Ada sejarah sendiri mengenai dawet dan akan saya ulas di artikel ini. Nama Dawet Ayu Banjarnegara bermula ketika adanya grup lawak yang dahulu sangat terkenal di wilayah eks karesidenan Banyumas yang sempat manggung di Banjarnegara. Setelah selesai manggung kemudian grup tersebut mecicipi dawet yang terletak di Jalan Dipayuda. Karena terkesan dengan rasa dawetnya yang enak dan segar, serta penjualnya (alm Bu Niam) yang ayu sehingga menginspirasi terciptanya lagu gaya Banyumasan yang berjudul Dawet Ayu Banjarnegara. Grup lawak dan lagu itulah yang salah satunya ikut andil dalam mempopulerkan dawet ayu hingga ke berbagai daerah. Perlu diperhatikan dan diingat, salah satu ciri khas penjual dawet ayu Banjarnegara adalah adanya dua buah tokoh wayang pada gerobaknya. Tokoh wayang itu adalah Semar dan Gareng. Ada yang meyebutkan bahwa itu adalah simbolisme dari gabungan kata keduanya yaitu MARENG yang dalam bahasa setempat berarti kemarau. Mar dari seMAR dan reng dari GaRENG. Jadi maksudnya, jika musim kemarau tiba cuaca pasti dan selalu merasa haus, maka minuman yang paling tepat untuk dinikmati adalah dawet ayu atau bisa juga itu adalah simbolisasi dari penjual yang menginginkan cuaca dalam kondisi kemarau sehingga dawetnya bisa laris. Dawet Ayu Bukan hanya terkenal diBanjarnegara tapi didaerah sekitar seperti Cilacap, Kebumen, Wonosobo, Purbalingga, Purwokerto, Banyumas bahkan di kota besar Semarang, Jakarta, Surabaya. Nah Minuman dingin dengan campuran santan kelapa, air, dan gula jawa sebagai kuahnya, serta buliran kecil tepung beras atau tepung hongkue yang dicetak dan diberi warna sebagai isian dalam minuman ini memiliki tradisi sendiri. Tradisi ini adalah Dalam pernikahan adat solo, ada tradisi Dodol Dawet dimana saat orangtua sang pengantin wanita berjualan dawet kepada para tamu undangan. Tahukah anda makna di balik tradisi tersebut ? Bentuk dawet yang bulat pun memiliki makna dan filosofi tersendiri. Bulatnya dawet merupakan perlambang kebulatan hati dan kesiapan orangtua untuk menjodohkan anaknya. Sisi menarik dalam prosesi Dodol Dawet adalah para undangan yang membeli dawet harus menggunakan kereweng atau pecahan genting, bukan uang. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia sejatinya dimulai dan ‘dinafkahi’ dari bumi. Kemudian, yang bertugas melayani pembeli adalah sang ibu, dan yang menerima pembayaran adalah sang bapak. Ini sekaligus untuk mengajarkan pada sang anak bahwa dalam kehidupan berumah tangga dengan suami haruslah saling membantu. Mengapa dinamakan dawet ayu? Konon kata ‘Ayu’ sendiri berasal dari centong dawet yang memiliki ukiran Srikandi. Srikandi sendiri merupakan dewi yang terkenal cantiknya sejagad pewayangan Identitas ‘Ayu’ memang sudah melekat khas pada dawet Banjarnegara. Tapi, ada satu lagi yang tak kalah khasnya. Yakni: patung Semar dan Gareng yang tertancap pada kedua sisi pikulan dawetnya. Simbolisasi Semar dan Gareng dipilih karena padanan kata dua figur punakawan itu mencipta kata “mareng”.Mareng dalam Bahasa Jawa artinya musim panas atau kemarau. Saat cuaca panas, dawet ayu adalah ‘oase’ penyegar yang sempurna untuk memberantas dahaga. Mengutip penelitian Ika Kusuma dari Universitas Negeri Semarang (2009) ”Makna Simbol Semar dan Gareng pada Dawet Ayu Banjarnegara”, jenis kayu untuk ukiran wayang Semar dan Gareng pun ditentukan secara khusus dari jenis kayu kanthil. Ini diyakini memiliki unsur magis untuk daya pelarisan. Kanthil dalam bahasa Jawa artinya ”terenggut tertarik”. Pohon kanthil memang menghasilkan bunga kanthil yang wangi, dan lazim digunakan untuk upacara sesaji.
0 Comments
Setelah anda semua sudah tau asal usul dawet dan berbagai bahan pmbuatan dawet sekarang kami akan memberikan beberapa tempat penjual dawet di surabaya. Memang setiap tempat mempunyai keunikan dan rasa yang agak berbeda tetapi semuanya enak-enak dan cocok untuk suhu yang panas disurabaya. 1. ES DAWET BLAURAN Es Dawet Blauran, mungkin bagi temen-teman atau warga Surabaya khususnya Surabaya pusat pasti tidak asing dengan kuliner yang satu ini. Alamatnya di jalan blauran Surabaya berada di dalam pasar blauran dan untuk harga Rp 7.000/mangkok. Berbeda dengan Dawet lainnya yang pada umumnya hanya berisi dawet saja, dawet Blauran ini memiliki isi yang beragam. Menjadikan tampilan Dawet Blauran menjadi penuh warna dan menggugah selera. Dawet Blauran ini berisi bubur mutiara yang berwarna merah, bubur beras yang berwarna putih, dawet cendol yang berwarna hijau muda,bubur ketan hitam yang berwarna hitam dan bubur Srintil yang berwarna coklat. Plus siraman kuah santan kelapa dan kuah yang terbuat dari gula merah. Yang cukup unik dan menarik adalah adanya bubur Srintil pada Dawet Blauran. Pada bubur Srintil yang terbuat dari ketan dan gula merah itu terdapat gumpalan yang berbentuk bola-bola kecil. Bola-bola itu terasa kenyal dengan sensai lengket ketika terkunyah oleh gigi. 2.ES DAWET KUDUS PAK MINTO Berikutnya adalah dawet kudus pak minto yang berada di jalan Mayjend Sungkono tepat didepan kantor KPU Surabaya. Dawet ini ada di pinggir trotoar sehigga tidak sulit untuk menemuknnya. Panas matahari yang bener-bener sirna setelah melihat es dawet ini. Menemukan es dawet di siang hari bagaikan menemukan uang logam dipasir. Minuman yang paling enak buat nyeruput disiang hari tanpa perlu bas-basi. Gula merahnya yang bener-bener manis dan campuran santan sekaligus sirupnya Hmmm enak sekali, es dawet Kudus Minto bener-bener bikin aku seger kembali. Cukup membayar Rp. 6.000,- untuk 1 gelas es dawet sudah bikin kami puas. Puasharga, puas rasa, dan puas tempat. 3.ES DAWET GEMPOL SERABI Es dawet yang satu ini bisa kalian temukan di daerah Surabaya selatan tepatnya di jalan bodri. Dawet ini cukup unik dari lainnya karena mengunakan juga serabi di dalamnya dan ada dua butir besar seperti kelereng Tepung beras dan garam diaduk lalu diseduh dengan air panas. Adonan lalu bulatkan sebesar kelereng kecil. “Setelah itu, direbus hingga siap disajikan sebagai komponen atau pengisi minuman khas yang siap saji. Agar beraroma sedap, biji gempol warna putih-putih itu dimasak kembali dengan daun pandan. Kalau kalian mencari dawet yang tidak biasa es dawet gempol serabi ini mungkin bisa anda coba. Harga per mangkok Rp. 2.500. 4.ES DAWET SEJEDEWE
Es dawet ini berada di jalan keputih tegal nomor 23 di Surabaya timur. Dawet yang satu ini sangat cocok jika anda ingin bungkus karena dawet ini sudah mempunyai mesin press untuk mudah di bawa pulang sehingga tidak harus minum di tempat. Untuk rasanya sangat pas di lidah dan tidak terlalu manis sangat pas jika anda yang sering beraktivitas diluar rumah meningat bahwa suhu di Surabaya cukup panas dan membuat kondisi badan bisa sumuk. Dawet ini dapat menyegarkan kembali badan dari panasnya suhu di Surabaya. Harga pergelas dawet ini adalah Rp 6.000. ada 3 pilihan rasa yaitu original,nangka,dan durian. Hai pembaca! Seperti yang dapat kalian rasakan akhir-akhir ini, Surabaya panas banget. Panasnya Surabaya membuat sebagian orang *terutama aku* jadi mager alias malas gerak, dan tentunya bakal pingin yang dingin dan manis. Nah karena itu, kali ini aku bakal ngasih resep mudah untuk ngebuat es dawet atau bisa juga dibilang es cendol. Nih aku kasih tampilannya ☺ Tanpa berlama-lama lagi, berikut aku jelasin cara gampang ngebuat es dawet :
Bahan (5-8 gelas) :
Alat-alat yang diperlukan :
Berakhir sudah penjelasan saya, jangan lupa cobain minuman enak tradisional satu ini. Kalian bisa mudah menemukannya, karena banyak tersebar diberbagai tempat di Indonesia khususnya di Pulau Jawa. Regards, Stephanie Es Dawet sendiri bukan makanan tradisional khas Surabaya, namun memang paling dikenal lama berkembang dan tersebar di pulau Jawa. Namun di beberapa daerah, es dawet lebih populer dikenal sebagai es cendol. Berdasarkan kepercayaan masyarakat lokal, es cendol ini dinamai cendol karena ada sensasi “jendol” atau “gumpalan” sewaktu meminumnya. Karena itu juga, kegiatan meminum cendol biasa disebut dengan “nyendol”.
Perkembangan es cendol atau dawet ini juga terus berubah seiring dengan waktu. Contohnya, sewaktu pewarna makanan masih belum populer dan masih sulit didapatkan, masyarakat mewarnai gumpalan-gumpalan cendol dengan daun suji atau dengan daun pandan. Teknik pewarnaan dengan bahan alami sendiri sebenarnya tidak terlalu efektif, karena warna yang dihasilkan tidak terang menyala dan cenderung pupus atau kusam. Karena itu sejak pewarna makanan mudah didapat, kebanyakan penjual es dawet menggunakan pewarna makanan. Selain karena warna yang dihasilkan bisa terlihat cantik, proses pewarnaan menjadi semakin praktis dan singkat. Proses dengan menggunakan bahan alami membutuhkan waktu hingga berjam-jam diatas panas api karena klorofil daun perlu dipanaskan dulu sebelum bisa larut dan kemudian dicampur ke adonan tepung. Lalu karena kemudahan mencari pewarna inipun, warna es dawet bisa diubah-ubah sesuai selera. Umumnya memang berwarna hijau, namun beberapa penjual es dawet juga terkadang memakai pewarna merah sehingga dawet menjadi merah muda. Selain itu beberapa penjual es dawet juga menambahkan bahan pelengkap lain, seperti potongan buah nangka dan tape ketan. Biasanya, bersama es dawet atau cendol ini juga dijual jajanan pasar lain, seperti bubur Madura dan lupis ketan. Karena itu penjual es cendol ini juga kadang ada yang menambahkan mutiara kedalam es dawet. Di daerah Jepara, pembuatan es dawet juga dimodifikasi sedemikian rupa sehingga lebih menarik dan kaya cita rasa. Dari bahan dasar cendolnya, biasanya tepung yang digunakan adalah tepung beras atau hunkwe. Namun di Jepara menggunakan tepung sagu aren. Lalu biasanya di Jepara juga menambahkan topping buah seperti durian, nangka, dan alpukat. Di Solo, bahan tambahan es dawet juga beragam. Biasanya es dawet dicampur dengan ketan hitam, bubur sumsum, tape, dan telasih. Modifikasi bahan tambahan es dawet ini cenderung dilakukan untuk mengurangi rasa manis yang terlalu dominan. Selain itu juga untuk menambah tekstur sewaktu dimakan atau diminum. Contohnya dengan menambahkan tape, maka aroma dan citarasa keseluruhan dawet akan berubah agak kecut. Kemudian ada juga yang mengganti gula aren dengan larutan gula biasa agar cita rasanya manisnya terasa lebih netral. PETIS
Taukah anda tentang petis? Petis merupakan bumbu semi basah, petis bukanlah makanan utama, tapi merupakan jenis bumbu, atau jenis makanan pendamping yang akan menambah kelezatan makanan anda. Bentuknya menurut saya cukup unik yaitu berwarna gelap cokelat kehitaman dengan bau yang khas serta rasanya yang merupakan perpaduan antara manis dengan campuran olahan hasil laut seperti udang,ikan atau kupang. Kita sebagai Bangsa Indonesia patut bangga karena petis berasal dari Indonesia dan harus kita lestarikan dan jaga. Nah sekarang saya akan ulas philosophy mengenai petis. Petis terbuat dari bahan udang kecil atau yang dikenal dengan rebon. Petis yang berbahan dasar udang disebut petis udang. Namun ada juga petis yang dibuat dari bahan ikan, dan ditempat lain petis juga dibuat dari daging sapi. Sebagai kuliner asli Indonesia, petis menyimpan ‘misteri’ tentang asal usulnya. Ada beberapa versi yang menjelaskan tentang asal usul petis. Salah satu literatur babad Cirebon, menjelaskan bahwa petis ada sejak zaman kerajaan Padjajaran. Tepatnya saat pangeran Walangsungsang atau yang dikenal dengan pangeran Cakrabuana bertahta. Raja Padjajaran yang merupakan anak dari Prabu Siliwangi berkuasa sekitar diabad ke 14 masehi, itu berarti keberadaan petis sudah 616-an tahun. Pada masa itu kuwu Cairebon (sebuatan Cirebon pada masa lampau) mempersembahkan hasil tangkapan para nelayan di wilayah utara Cirebon kepada raja, sebagai bentuk upeti kepada negara. Upeti itu berupa gelondongan udang rebon yang di rebus. Sisa air dari rebusan itulah yang kemudian diolah mejadi petis. Ditemukkanya petis pada masa ini erat kaitannya dengan awal mulanya keberadaan terasi, sebab udang gelondongan yang diserahkan kepada raja tersebut yang kemudian disebut sebagai terasi, asal kata terasih yang berarti dikasihi. Menilik dari asal mula kota Cirebon yang dulu disebut dengan Cairebon, yang terdiri dari dua kata yaitu Cai yang berarti air dan rebon yang berarti udang kecil. Dari literature ini dapat disimpulkan bahwa petis memang berasal dari Cirebon. Sumber lain menyebutkan bahwa petis berasal dari nelayan pantura, terutama wilayah Sidoarjo yang selama ini terkenal sebagai penghasil petis. Awal munculnya petis ini sama yang terjadi di Cirebon, terjadi karena ketidaksengajaan. Yaitu saat para nelayan kewalahan menangani hasil tangkapannya, kemudian terbisitlah ide untuk merebus hasil tangkapannya itu biar lebih awet. Dari proses ini ternyata menghasilkan produk sampingan berupa limbah air bekas rebusan. Kemudian air sisa rebusan itu diberilah bumbu oleh para istri nelayan, dari situlah awalnya petis muncul. Di sidoarjo sendiri nampaknya berbeda bahan dasar yang dibuat petis dengan petis di daerah lain. Di sidoarjo petis dibuat dari kupang (Corbula Faba) atau kerang yang berukuran kecil. Hal ini berbeda dengan petis Cirebon yang dibuat dari bahan dasar udang rebon. Persebaran petis yang ada di Indonesia didominasi di daerah pesisir utara Jawa diantaranya Cirebon dan Gresik yang membuat Petis dengan bahan dasar udang, Boyolali dengan Petis Sapi andalannya, Madura dengan petis ikan tuna dan petis lorjuk serta Sidoarjo dengan petis berbahan dasar kupang. Tahu Tek / Tahu Telur Indonesia memang surganya kuliner, Surabaya, Jawa Timur selain dikenal sebagai kota pahlawan juga memiliki berbagai macam makanan khas yang enak dan lezat. Salah satunya Tahu Tek, kalian tahu apa tidak kenapa dinamakan Tahu Tek? Konon makanan ini dulu dijajakan secara berkeliling, dan sebagai penanda kehadirannya si penjual biasanya memukul-mukul wajannya dengan sutil hingga menghasilkan bunyi “tek tek tek”. Ada juga versi lain yang mengatakan bahwa nama Tahu Tek ini diambil dari suara gunting yang digunakan untuk memotong-motong bahan baku Tahu Tek. Penjual memotong lontong, tahu, telor, menggunakan gunting. Sekali lagi, GUNTING. Unik bukan? Mungkin filosofi menggunakan gunting adalah mempermudah pengerjaan penyajian di antara pembeli yang banyak, karena makanan ini sangat terjangkau, lebih khusus lagi untuk para anak kos. Tahu Tek ini memiliki rasa yang unik dan khas. Rasa dari saus yang terbuat dari petis ini memberikan cita rasa dan aroma yang khas. Rasa kacang pada sausnya juga sangat terasa, karena pada dasarnya kacang pada saus ini tidak diulek sampai lembut sehingga memberikan sensasi tersendiri di lidah kita. Selain rasanya yang nikmat Tahu Tek ini juga sangat mengenyangkan karena menggunakan lontong dengan porsi yang lebih banyak dibandingkan bahan lainnya. Petis yang digunakan pada tahu tek sendiri adalah petis udang. Proses pembuatan Tahu Tek ini terlihat cukup sederhana. Tahu Tek terbuat dari bahan seperti lontong, tahu goreng, kentang goreng, taoge dan irisan timun. Bahan – bahan tersebut kemudian dipotong kecil dengan menggunakan gunting khusus dan alat garpu untuk memegangnya. Setelah bahan tersebut dipotong kemudian siap untuk disajikan. Pada penyajiannya bahan yang sudah disiapkan disusun ke dalam piring kemudian disiram dengan saus petis. Saus petis ini terbuat dari bahan seperti petis, kacang goreng, air, cabai dan bawang putih. Bahan tersebut kemudian diulek dengan menggunakan cobek yang terbuat dari batu sampai bumbunya mengental. Petis yang di gunakan untuk membuat saus ini biasanya diambil dari Sidoarjo, karena disana merupakan daerah asal dari petis sehingga dirasa lebih enak dan asli. Setelah bahan Tahu Tek disiram dengan saus petis kemudian diatasnya ditaburi bawang goreng, irisan seledri dan kerupuk udang. Untuk penyajian Tahu Tek ini biasanya dibedakan menjadi dua macam yaitu Lontong Tahu atau Tahu Telur. Untuk lontong tahu biasanya seperti yang disebutkan di atas. Sedangkan tahu telur biasanya ditambahkan telur goreng diatasnya. Walaupun sebenarnya hampir sama namun memiliki rasa yang sedikit berbeda Hai pembaca! Setelah temanku memberi gambaran tentang tahu tek, sekarang aku akan berbagi tips untuk ngebuat tahu tek enak. Well, karena aku gak suka repot. Jadi aku bakal kasih resep dan cara gampang, terutama buat anak kos yang suka mager. So, here’s the recipe :
Bahan :
Nb: fyi, petis adalah bahan yang wajib dipakai! Karena tahu tek bukan lah tahu tek kalo gak pake petis. Petis sendiri memiliki banyak macam, kalian bisa memilih sesuai dengan selera. Misalnya petis ikan (watnanya cenderung hitam) yang jadi khas Madura, petis udang (berwarna coklat kehitaman) yang jadi khas Surabaya , petis daging (berwarna coklat). Cara bikin bumbu :
Penyajian :
Tidak susah kan membuat tahu tek itu? Caranya sederhana, enak dan bikin kenyang. Namun jangan pernah lupa buat pake PETIS, bumbu wajib itu sudah menjadi bumbu khas yang selalu dipakai dalam beberapa makanan tradisional lokal seperti lontong mie, tahu campur, lontong balap dan rujak cingur. Penulis buku Monggo Dipun Badhog, Dukut Imam Widodo, juga bilang kalo petis sudah ada di berbagai macam makanan khas orang Surabaya. ”Petis bahkan berinteraksi dengan beragam sajian yang berakar pada tradisi kuliner lain, lontong mi misalnya. Petis sejak lama menjadi bagian dari keseharian bersantap orang Surabaya. Di Surabaya, industri petis hadir sejak awal abad ke-19. Tahun 1900, petis buatan Nyonya Siok sudah memasang iklan di koran,” kata Pak Dukut. Hal lain yang merupakan ciri khas pembuatan tahu tek adalah memotong bahan-bahan menggunakan gunting. Karena itu, sebagian besar orang bilang kalau asal usul tahu tek itu dari bunyi “tek tek tek” yang dihasilkan guntingnya. Jadi buat kalian yang mampir ke Surabaya, jangan lupa buat nyobain makanan enak satu ini! Seperti yang sudah dibahas di artikel sebelumnya mengenai asal usul tahu tek dan juga bahan-bahan apa saja yang ada di tahu tek. Berikutnya kami akan memberikan informasi mengenai tempat kuliner tahu tek terkenal di Surabaya. Di kota Surabaya ini banyak penjual makanan khas Surabaya ini, semuanya mengandalkan resep keluarga yang di jaganya selama puluhan tahun. 1. Tahu Tek Pak Ali Tahu Tek Pak Ali ini adalah kuliner yang paling banyak di cari oleh warga Surabaya maupun warga luar kota yang sedang berkunjung ke Surabaya. Warung Tahu Tek ini terletak di jalan Dinoyo 147-A Surabaya. Olahan Tahu Tek ini menggunakan bumbu special rahasia keluarga yang sudah terkenal kelezatannya sejak tahun 1970. Pak Ali meng-klaim bahwa semua bahan-bahan yang dia gunakan adalah bahan segar dan terjamin tingkat kesehatannya. Di dinding warungnya terdapat pula beberapa artis baik dari Surabaya maupun Ibukota yang pernah mencicipi kelezatan makanan khas. 2. Tahu Tek Pak Jayen Khusus untuk Tahu Tek Pak Jayen ini buka-nya hanya pada malam hari, karena warung yang di gunakan adalah garasi dari bengkel mobil yang buka pada siang hari. Terletak di pinggir jalan Dharmahusada membuat warungnya tidak pernah sepi oleh pembeli yang ingin merasakan Tahu Tek buatannya. Meski begitu untuk bisa mencoba makanan khas Surabaya karya pak Jayen ini anda jangan datang terlalu malam , karena hampir di pastikan anda tidak akan kebagian tempat duduk karena semua kursi sudah penuh. Ke-unikan dari Tahu Tek Pak Jayen ini adalah racikan bumbu yang di uleg langsung di lokasi. Di warung ini anda bisa memesan berapa lombok yang anda inginkan. Hati – hati bagi yang tidak suka pedas, karena meskipun hanya lombok 3, puedes pol. 3. Tahu Tek Pak Gondrong Bagi yang berkuliah di Unair kampus B, pasti tidak asing dengan Tahu Tek yang di racik oleh Pak Gondrong ini. Pak Gondrong mulai berjualan Tahu Tek ini sejak tahun 1975. “Dulu Unair masih sepi sekali, yang kuliah masih pakai sepeda onthel semua” jelasnya. Keramahan mahasiswa Fisip Unair membuatnya enggan beranjak dari kampus ini. 4. Tahu Tek Cak Kahar Tahu Tek Cak Kahar ini terletak di tengah kota Surabaya, tepatnya di Jalan Embong Malang No 78H / seberang Hotel JW Marriot. Berawal dengan menggunakan gerobak , sejak tahun 1996 Cak Kahar mulai membuka warung makan. Kuliner Tahu Tek yang di racik Cak Kahar ini menggunakan bumbu istimewa yang di ramu oleh neneknya yaitu Nek Aminah yang sudah mulai berjualan tahu telor sejak tahun 1960.
Keistimewaan dari Tahu Tek Cak Kahar ini adalah 3 level pedas yang bisa di pesan oleh pembeli sesuai dengan seleranya masing-masing. Karena kepopuleran tahu telor, maka makanan khas yang awalnya berangkat dari tahu tek dari Kediri ini kini banyak variasinya. Mulai dari cara masaknya, beberapa penjual tahu telor mencampur telur dengan potongan-potongan tahu sebelum digoreng dadar berbentuk bulat. Namun ada juga penjual yang menggoreng tahu dan telurnya secara terpisah, sehingga tahu goreng dan telur dadarnya tidak menjadi satu bagian.
Kemudian juga setelah hidnagan tahu telor ini dibawa ke daerah lain, terjadi merging antara kebudayaan satu dengan yang lain. Contoh lainnya di Semarang, hidangan tahu telor disajikan dengan cara berbeda. Seperti yang kita tahu, di Surabaya, saus kacang yang biasanya langsung disiram ke tahu, telur, kentang, dan sayuran. Namun setelah dibawa ke Semarang, penyajian makanan ini sedikit berubah. Gilingan kacang tahu telor Semarang dijadikan taburan, sementara saus kecapnya dijadikan rendaman. Cita rasa yang dihasilkanpun jadi berbeda, karena tekstur kacang gilingnya lebih kasar sehingga crunchy sewaktu dikunyah. Berbeda lagi cara penyajiannya di Malang, tahu telor versi Malang juga tidak menggunakan petis, sehingga cita rasanya tidak berasa pahit dan amis. Beberap juga ada yang memodifikasi saus kacang untuk tahu telor dengan menambahkan gula merah atau gula Jawa sehingga rasanya cenderung lebih manis. Kebalikan dengan Malang, di daerah Madiun komposisi antara petis dan kacangnya malah hampir 1:1. Penyajiannya pun saus tidak disiramkan diatas bahan kering, melainkan ada di dasar wadah atau dibawah bahan kering. Uniknya pula. di Malang juga tahu telor ini disajikan dengan acar timun. Terbukti bahwa hidangan ini sangat digemari masyarakat, terutama di pulau Jawa. Sayangnya, hidangan ini belum cukup populer diluar pulau Jawa. Contohnya di Bali dan Makassar, penjual tahu telor sangat jarang bahkan sangat sulit ditemui. Bahkan kebanyakan orang pun belum pernah tahu mengenai makanan khas tahu telor. Karena itu penting untuk membuat strategi pemasaran yang baik untuk meningkatkan awareness masyarakat mengenai makanan khas Surabaya ini. Contohnya, sedari kecil, anak-anak diperkenalkan dengan kuliner nusantara Indonesia. Hal ini juga bisa dimulai dari dapur rumahnya sendiri contohnya dengan memasak tahu telor. Hal ini sangat penting dilakukan untuk melestarikan pengetahuan dan kecintaan akan kebudayaan Indonesia. |
About AuthorNgemper Surobojo terdiri dari 4 anggota, yaitu Stephanie Raharjo, Putri Okta Erina, Felix Kongres, dan Maria Christine. Archives |